Senin, 07 Oktober 2013

ASPEK NILAI DALAM NOVEL SUSTER RAHMA KARYA NENGAH NEGARA #

NAMA        : RAHMAWATI
STANBUK    : A1D1 11 028
KELAS        : B




INDRA RAHMAN
A1D1 05 001

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ASPEK NILAI DALAM NOVEL SUSTER RAHMA KARYA NENGAH NEGARA

Dosen Pembimbing  : 1. Dr. La Niampe, M.Hum.
2. Irianto Ibrahim, S.Pd., M.Pd.

Tahun Skripsi : 2010



ASPEK NILAI DALAM NOVEL SUSTER RAHMA
KARYA NENGAH NEGARA
Oleh : Rahmawati
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Aspek Nilai dalam Novel Suster Rahma Karya Nengah Negara”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan aspek nilai dalam novel Suster Rahma.
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah novel Suster Rahma karya Nengah Negara, Samita Utama, Jogjakarta, cetakan pertama, Juni 2001. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan cata. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa aspek nilai yang terdapat dalam novel Suster Rahma karya Nengah Negara adalah (1) aspek nilai yang berhubungan dengan nilai budaya. Nilai budaya tampak pada budaya masyarakat yang lebih cenderung mengarah pada kebiasaan, adat istiadat masyarakat yang lebih mengutamakan obat tradisional serta orang tua atau orang pintar ketika mereka sakit. Serta budaya juga tampak pada masyarakat khususnya dalam bidang mata pencaharian masyarakat yang telah diyakini, (2) aspek nilai yang berkaitan dengan nilai sosial. Hal ini digambarkan bahwa nilai sosial tercermin dalam tokoh Suster Rahma yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat, (3) aspek nilai berkaitan dengan nilai agama. Hal ini digambarkan oleh keyakinan masyarakat terhadap sesuatu yang bersifat Adikodrati (supranatural) yaitu masyarakat mempercayai keyakinan eluhur atau nenek moyang mereka. Serta nilai agama digambarkan oleh ketulusan seorang Ardin yang telah menolong Suster Rahma sebagai wujud dan tingkah laku yang positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut, (4) aspek nilai berkaitan dengan nilai pendidikan. Nilai ini digambarkan oleh tokoh Suster Rahma dan masyarakat yang ikut berpartisipasi daan berkeinginan membangun sekolah untuk kepentingan pendidikan masyarakat sekitarnya.
Kata Kunci : Novel, Nilai


1.    PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Sastra merupakan bentuk pengalaman spiritual manusia. Sebuah pengalaman batin untuk merenungi kehidupan masa lalu, masa ini, dan masa yang akan datang, juga untuk mengatur manusia kepada kehidupan yang lebih baik, lebih sempurna dan lebih membahagiakan manusia secara bersama-sama.
Sastra adalah gambaran kehidupan. Namun sebagai gambaran, sastra tidak pernah menjiplak kehidupan (Saini K; 1990:14). Membaca dan memahami sebuah karya astra berarti membaca dan memahami sebuah fenomena kehidupan yang coba diungkapkan pengarang melalui karya yang tercipta dari hasil perenungan dan pengalaman kemudian digabung dalam sebuah imajinasi. Salah satu karya yang termasuk dalam kategori ini adalah novel.
Novel sebagai suatu wujud nyata dari ekspresi imajinatif seorang pengarang. Dalam hal ini pengarang sebagai manusia biasa yang keberadaannya tidak akan terlepas dari sebuah masyarakat. Oleh karena itu, di dalam novel akan tercermin sebuah kehidupan hasil rekaan pengarng terhadap kehidupan ini. Dalam mencurahkan rekaannya pengarang tidak hanya mengangkat begitu saja kehidupan, tetapi didalamnya sarat akan renungan-renungan yang mendalam tentang kemanusian. Renungan-renungan itu dapat berupa tanggapan seorang pengarang terhadap tata kehidupan pada suatu zaman tertentu, dapat juga berupa sebuah penyadaran ide guna menjalani hidup ini.
Novel Suser Rahma karya Nengah Negara adalah novel yang menceritakan tentang seorang suster yang mengabdikan tenaga dan pikirannya untuk masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil. Novel ini juga menceritakan sebuah kehidupan yang mempunyai bentuk nilai budaya dan daerah yang masih utuh. Ini dibuktikan dengan adanya nilai-nilai kepercayaan yang masih kuat dalam masyarakat.
Salah satu aspek sastra yang menarik untuk dikaji dalam novel ini adalah aspek sosiologis, dalam hal ini masyarakat. Novel Suster Rahma memenuhi unsur tersebut untuk dikaji. Dalam hal ini, penelitian akan diarahkan pada aspek nilai. Aspek nilai yang dimaksudkan disini adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan ciri-ciri dan bentuk kebudayaan dari aspek sosiologis itu sendiri. Aspek nilai meliputi: nilai budaya, nilai sosial, nilai agama, dan nilai pendidikan.
1.2    Kajian Teori
1.2.1    Pengertian Novel
Semi (1993:32) menyatakan bahwa novel sebagai karya sastra yang mengungkapkanaspek-aspek kemanusian yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Sejalan dengan itu GF Knicker Bocker Renigner (dalam Hoed, 1992:6) mendefinisikan novel sebagai karta kreatif, yakni menyajikan bukan kenyataan yang ada dalam dunia ini, tetapi perlambangan dari dunia itu.
Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas disini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Namun “ukuran luas” disini juga tidak mutlak demikian, mungkin yang luas hanya salah satu unsur fisiknya saja. Misalnya temanya, sedang karakter, setting, dan lain-lainnya hanya satu saja.
Abdullah (dalam Prihastini, 1990:17) menyatakan bahwa novel dan roman berbeda dari segi struktur. Alur novel ketat sehingga tidak mungkin berkembang dan jalan cerita lebih langsung menjurus pada penyelesaian masalah yang menyangkut tokoh utama. Cerita tidak mungkin menyimpang pada masalah lain. Sebaliknya roman memiliki alur longgar sehingga kemungkinan percabangan cerita dan mengakibatkan gerak cerita lain.
Meskipun demikian, ada juga ahli yang menyamakan novel dan roman. Semi (1992:32) menyatakan bahwa pengertian novel dan roman itu sama saja, yang membedakan adalah masalah istilah. Istilah roman dikenalsebelum perang dunia kedua yang dikenal melalui bahasa Belanda dan setelah perang dunia kedua karya sastra dalam bahasa inggris banyak dipelajari oleh sastrawan Indonesia. Istilah roman dalam bahasa inggris adalah novel. Yang jelas kedua karya tersebut adalah karya sastra.
1.2.2    Unsur-Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra. Unsur intrinsik yang dimaksud meliputi :
•    Tema yaitu pokok permasalahan sebuah cerita yang terus-menerus dibicarakan sepanjang cerita (Surana, 2002:5)
•    Penokohan yaitu pelukisab gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones dalam Nurgiantoro, 2000:165).
•    Alur. Menurut Surana (2002:54) di dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa disajikan dengan urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita yaitu alur.
•    Latar. Menurut Sudjiman (1986-64) secara sederhana dapat dikatakan bahwa segara keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun latar cerita.
•    Konflik. Menurut Stanto (1956:16) bentuk konflik, sebagai bentuk kejadian, dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu (1) konflik eksternal yaitu konflik antara seorang tokoh dengan sesuatu yang diluar dirinya, (2) konflik internal yaitu konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita. Kedua konflik tersebut saling berkaitan.
•    Sudut pandang. Menurut Lubbock (dalam sudjiman, 1965:75) mengatakan bahwa sudut pandang mengandung arti hubungan diantara tempat pencerita berdiri dan ceritanya.
1.2.3    Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, namun secara tidak langsung mempengaruhi bangun atau sistem organisme karya sastra atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian didalamnya. Walau demikian unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan.
Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri dari sejumlah unsur. Unsur-unsur yang dimaksud (Wellek dan Werren, 1956:75-135) antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.
1.2.4    Pengertian Nilai
Sehubungan dengan konsep nilai, Poerwadarminta menjelaskan bahwa nilai adalah kadar isi yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal yang penting, yang bergunba bagi kemanusiaan (Yubus, dkk., 1990:104). Nilai adalah ide-ide yang menggambarkan serta membentuk suatu cara dalam sistem masyarakat sosila yang meruakan rantai penghubung secara terus-menerus dari kehidupan generasi dulu.
Sipley (Wahid, 2005: 34-35) mengungkapkan bahwa kritik terhadap sebuah karya sastra berakar pada tuntutan-tuntutan nilai, baik secara eksplisit, maupun secara implisit. Sejalan dengan itu, Suharianto menyatakan bahwa kelahiran karya sastra tidak semata-mata disebabkan oleh pengarang ingin menghibur masyarakat pembacanya, tetapi dengan penuh kesadaran ia ingin menyampaikan nilai-nilai yang agung yang dibutuhkan manusia pada umumnya (Yunus, dkk, 1990: 105).

2.    Metode Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan karena objek kajiannya adalah novel Suster
Rahma karya Nengah Negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif maksudnya adalah penggambaran atau panyajian data berdasarkan kenyataan-kenyataan secara objektif mengenai nilai lokalitas yang terdapat dalam novel Suster Rahma karya Nengah Negara.
Penelitian kualitatif, menurut Nasution (Hidayat, 2001:12), pada hakikatnya adalah penelitian yang berusaha mengamati, mamahami dan menafsirkan sesuatu yang menjadi fokus penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman makna. Penelitian ini mendeskripsikan data yang akan dianalisis berupa nilai lokalitas yang terkandung dalam novel Suster Rahma karya Nengah Negara.
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dikumpulkan dengan teknik membaca analitik, digunakan dengan caraa membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan aspek nilai serta teknik pencatatan yakni teknik yang digunakan dengan mencatat data atau informasi tentang nilai-nilai yang terdapat dalam novel Suster Rahma karya Nengah Negara.
Data penelitian ini kemudian dianalisis berdasarkan pendekatan sosiologis. Peneliti berusaha menganalisis aspek nilai yang terdapat dalam novel Suster Rahma karya Nengah Negara dengan pendekatan sosiologis, sehingga dapat diketahui gambaran nilai-nilai dalam novel tersebut. Secara operasional, teknik analisis data dilakukan untuk menemukan nilai-nilai dalam novel Suster Rahma karya Nengah Negara.

3.    Hasil dan Pembahasan
3.1    Nilai Budaya
Nilai budaya berupa konsepsi hidup dalam alam pikiran warga masyarakat sebagai sesuatu yang amat bernilai dalam kehidupan. Wujudnya dapat berupa adat-istiadat, tata hukum, atau norma-norma yang mengatur langka dan tindak budaya yang adab.
Nilai budaya yang terdpat dalam novel Suster Rahma di tandai dengan kutipan berikut
 “Kepala desa memahami maksud kedatangan Suster Rahma. Tentu karena warganya tidak ada yang datang ke puskesmas. Sebenarnya warga yang sakit ada, tetapi mereka lebih suka menggunakan obat-obat tradisional. Warga disana lebih banyak berobat pada orang tua atau orang pintar. Penggunaan obat modern masih merupakan budaya baru bagi kebudayaan warga. Ada juga yang sudah menggunakan obatobat modern tapi hanya sedikit. (Negara, 2001: 14)
Kutipan diatas tergambar dengan jelas bahwa budaya masyarakat lebih cenderung mengarah kepada kebiasaan, adat-istiadat masyarakat yang lebing menggunakan obat tradisional serta orang tua atau orang pintar.
3.2    Nilai Sosial
Berry, dkk.. (1999) mengemukakan bahwa prilaku sosial dan bagaimana prilaku sosial berhubungan atau dipengaruhi oleh konteks umum budaya dimana prilaku ini mengambil tempat. Aberle dkk (dalam, Berry dkk, 1999) mengajukan seperangkat keharusan fungsional atau segala sesuatu yang dilakukan dalam masyarakat manapun jika hendak terus memelihara kelangsungannya. Tuturan ini terdiri dari keinginan karena mungkin dianggap berkualitas universal, mencakup aktivitas-aktivitas. Hal ini tampak pada kutipan berikut
“Penerimaan suster Rahma sebagai warga setempat telah berlalu. Ia pun aktif mengikuti kegiatan seperti anak-anak muda lainnya. Mandi di pantai dan bermain voly menjadi kegiatan barunya. Dalam waktu yang tidak lama, dia sudah akrab dengan warga setempat, ide-idenya juga mendapat dukungan dari warga setempat” (Negara, 2001: 49)
Penggalan cerita diatas menggambarkan bahwa nilai sosial tercermin dalam tokoh Suster Rahma yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat.
3.3    nilai agama
agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikodrati ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang perorang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan manusia. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut :
“keadaan itu tidak diperdulikan oleh warga setempat karena mereka masih bisa membuat rumah mengikuti garis pantai. Bahkan mereka yang keyakinannya telah mendarah daging bahwa asal nenek moyang mereka di pulau tersebut, siap tenggelam bersama tanah kelahirannya. Temgge;am bersama pulau leluhur merupakan kebahagian bagi beberapa tetua mereka, para tetua yakin mereka akan mendapat tempat yang bagus setelah meninggal” (Negara, 2001: 25)
Penggalan cerita ini menggambarkan keyakinan masyarakat terhadap sesuatu yang bersifat Adikodrati yaitu masyarakat mempercayai keyakinan leluhur atau nenek moyang mereka. Masyarakat setempat yakin bahwa asal nenek moyang mereka berada pada pulau tersebut.
3.4    Nilai Pendidikan
Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian bagaimanapun sederhananya peradaban manusia, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan (Syam, 1981: 2). Hal ini tampak pada kutipan berikut :
“Bapak-Bapak, saudara-Saudara, dan adik-Adik, sekolah yang dirancang adalah sekolah swadaya warga setempat dan untuk kepentingan warga setempat pula. Pembangunan sekolah bisa dilakukan secara gotong-royong. Mengenai tenaga gurunya juga suka rela. Suster Rahma berhenti berbicara” (Negara, 2001: 50)
“Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan telah dilakukan dengan mendirikan sekolah dan mengadakan fasilitas lapangan olahraga, terurtama lapangan sepak bola. Anak-anak setempat diharuskan sekolah. Dalam dua tahun mendatang anak-anak yang telah mengenyam pendidikan tersebut diharapkan mampu menyadarkan warga yang lain bahwa mereka adalah warga bangsa, bukan sekedar warga desa” (Negara, 2001: 25)
Penggalan cerita diatas memberikan gambaran bahwa nilai pendidikan tampak pada kepedulian Suster Rahma terhadap suatu proses dan terwujudnya pendidikan dalam masyarakat setempat. Suster Rahma memberiakn keyakinan kepada masyarakat tentang keberadaan sekolah serta pemahaman betapa pentingnya anak-anak bersekolah.








DAAFTAR PUSTAKA

Rahman, Indra. 2010. Skripsi :  Aspek Nilai Dalam Novel Suster Rahama Karya Nengah Negara. Kendari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UHO.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar