Senin, 28 Oktober 2013

model-model membaca

    Model Membaca Bottom-Up ( Bawah-Atas)
Bottom-Up berarti dari bawak ke atas maksudnya makna itu berasal dari bawah (teks) menujunke atas (kepala/otak). Struktur-struktur dalam teks dianggap sebagai unsur yang terpenting dalam menentukan pemahaman, sedangkan struktur-struktur yang diketahui sebelumnya oleh pembaca hanyalah merupakan hal yang menjadi tambahan saja dalam menentukan pemahaman teks.
Pada proses membaca model ini intinya adalah proses penerjemahan decode (mengubah tanda-tanda menjadi berita), dan proses ekode (mengubah berita menjadi lambing-lambang) Model membaca bottom-up merupakan proses yang melibatkan ketepatan, rincian, dan pengidentifikasian huruf-huruf, kata-kata, pola ejaan dan unit bahasa lainnya sehingga melahirkan sebuah berita. Selain itu agar bisa memahami bacaan pada model ini, pembaca harus memiliki keterampilan yang berhubungan dengan lambang bahasa yang digunakan dalam teks.
Proses membaca Bottom-up dapat dikonsepkan sebagai berikut :
1.    Mata melihat
2.    Huruf-huruf diidentifikasikan dan disuarakan
3.    Kata-kata dikenali
4.    Kata-kata dikelompokkan ke dalam kelas gramatikal dan struktur kalimat
5.    Kalimat memberikan makna
6.    Kemudian makna mengacu pada pemikiran.

Berdasarkan konsep diatas jelaslah bahwa proses bottom-up atau model membaca bawah atas merupakan proses membaca yang dimulai dari data yang berupa huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat yang mengandung arti. Pada model membaca bottom-up peran schemata sangat berperan dalam menentukan makna, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Schemata itu sendiri merupakan latar belakang ilmu pengetahuan. Contoh fungsi schematadalam menentukan makna berdasarkan model bottom-up yaitu bila pembaca mengenal sesuatu lebih dulu sebelum membaca, misalnya si pembaca menguasai ilmu sastra maka begitu si pembaca membaca buku tentang sastra maka si pembaca akan banyak mengenal istilah-istilah yang dibaca dalam buku tentang sastra tersebut, sehingga akan mudah bagi si pembaca untuk memahami bacaannya. Begitu pula sebaliknya.


    Model Membaca Top-down

Pada model membaca top-down atau yang dikenal dengan model membaca atas bawah terlebih dahulu pembaca menebak atu mengira-ngira makna atau maksud apa yang terdapat dalam bacaan. Misalnya bila si pembaca mengetahui tantang ilmu politik kemudian dia membaca buku tentang politik maka si pembaca tersebut akan berpikir terlebih dahulu kira-kira apa yang akan dibahas dalam buku tersebut, sebelum membacanya. Bila proses membacanya berlangsung si pembaca tidak akan mengalami banyak kesulitan tentang makna yang dimaksud oleh penulis buku karena si pembaca sudah memiliki pengetahuan tentang ilmu politik.

Proses model membaca top-down dapat dikonsepkan sebagai berikut :
1.    Mata melihat pada teks
2.    Berpikir dan menduga tentang makna
3.    Melihat kalimat sebagai contoh keseluruhan untuk mencari makna
4.    Untuk mencari makna lebih jauh, melihat pada kata-kata
5.    Jika masih belum pasti, melihat lagi pada huruf-huruf
6.    Kemudian kembali pda pemikiran makna.
Berdasarkan proses tersebut jelaslah bahwa model membaca top-down dimulai dari proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi.
    Model Membaca Interaktif
Model Teori Interaktif Model ini merupakan kombinasi antara pemahaman model Top-Down dan model Bottom-Up. Dalam model ini si pembaca yang lemah jika menggunakan strategi bottom-up bisa menggunakan strategi top-down. Pada model interaktif, pembaca menggunakan pendekatan model membaca atas bawah untuk memprediksi makna, kemudian beralih ke pendekatan model membaca bawah atas untuk menguji apakah hal itu benar-benar dikatakan oleh penulis. Artinya, kedua model tersebut terjadi secara bergantian pada saat membaca yang semata-mata bertujuan untuk memperoleh informasi baru.
  

2 komentar:

  1. mohon izin mggunakan info entry blog ini untuk dijadiiakn abahn dalam powerpoint sy

    BalasHapus
  2. mohon izin untuk referensi dalam study saya. terima kasih banyak. :)

    BalasHapus